Pembelajaran Mendalam (deep learning) merupakan pendekatan yang berupaya dalam perbaikan proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas profil lulusan,
Pembelajaran mendalam didefinisikan sebagai proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, di mana siswa tidak hanya memahami materi secara akademis, tetapi juga mampu menghubungkannya dengan konteks kehidupan nyata. Melalui pendekatan ini, siswa dikembangkan secara menyeluruh melalui empat dimensi olah—pikir, hati, rasa, dan raga —yang membentuk keterampilan kognitif, emosional, estetika, dan fisik. Hasil akhir dari proses ini adalah terbentuknya lulusan yang unggul dalam delapan aspek penting: intelektual, emosional, sosial, spiritual, estetika, fisik, etika, dan kewirausahaan. Dengan demikian, pembelajaran mendalam menjadi fondasi kuat untuk menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter, seimbang, dan siap menghadapi tantangan global.

Dalam pembelajaran mendalam ini juga menekankan pada pengalaman belajar yang terdiri dari: Memahami , Menerapkan , dan Merefleksikan . Tahap Memahami membantu siswa tidak hanya menerima informasi secara superfisial, tetapi benar-benar menangkap konsep, konteks, dan makna dari apa yang dipelajari. Setelah itu, siswa diajak untuk Menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam situasi nyata atau konteks baru, sehingga pembelajaran tidak hanya teoretis, tetapi juga relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tahap akhir, Merefleksikan , mendorong siswa untuk mereview proses dan hasil belajarnya, mengevaluasi apa yang berhasil, apa yang perlu diperbaiki, serta bagaimana pembelajaran tersebut berdampak pada dirinya. Dengan kombinasi ketiga pengalaman belajar ini, siswa tidak hanya menjadi lebih kompeten secara akademik, tetapi juga berkembang secara pribadi, kritis, dan mandiri.

Dalam merancang pembelajaran mendalam ini, guru dapat memanfaatkan berbagai jenis teknologi khususnya AI. Namun, penggunaan AI ini harus dilakukan secara tepat dan benar. Pemanfaatan AI dalam pembelajaran mendalam bisa dimulai dengan penggunaan platform berbasis kecerdasan buatan yang membantu personalisasi pembelajaran, seperti sistem rekomendasi materi sesuai kemampuan siswa atau asisten pembelajaran virtual yang memberikan umpan balik instan. Selain itu, guru juga dapat menggunakan alat AI untuk menganalisis data perkembangan siswa sehingga dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar individu dan merancang intervensi yang lebih efektif. Meski begitu, penting bagi guru untuk tetap menjadi pengarah utama dalam proses pembelajaran, memastikan bahwa teknologi digunakan sebagai pendukung, bukan pengganti peran pendidik. Penggunaan AI juga harus diimbangi dengan kesadaran akan etika, privasi data, serta perlindungan terhadap keamanan informasi siswa, agar pembelajaran tetap aman, adil, dan bermakna.
Untuk menggunakan aplikasi AI dalam pembelajatan mendalam ini silahkan untuk mengakses
gtk.mtamim.com atau dapat juga masuk ke
gtkdeeplearning.blogspot.com. Pada aplikasi AI ini kita dapat merancang pembelajaran dengan pendekatan deep leatning dengan lebih mudah, AI dapat memberikan ide dan gagasan yang dapat membantu guru menyusun RPP/modul ajar dengan berbantua AI. Cukup tuliskan topik/tema materi dan jenjangnya maka AI akan memberikan ide dengan cukup komprehensif. Namun demikian, guru harus mencermati hasil AI ini dan memastikan kualitasnya sebelum digunakan. Jika hasil belum sesuai harapan, dilahkan di-submit ulang atau perbaaiki kata kunci.